Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian
Sekarang ini dalam investasi baik
invidu maupun bisnis berinvestasi menghabiskan uang untuk mendapatkan uang yang
lebih banyak. Tingkat nilai pengembalian dalam investasi dapat dilihat dari
kinerja keuangan dari uang yang diinvestasikan tersebut.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu
peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan
sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari
yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high
risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Risk and return adalah kondisi yang
dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi
yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan
antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat linear atau searah.
2.Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
Jika
Anda berinvestasi dalam saham spekulatif (atau saham apapun), Anda mengambil
risiko dengan harapan memperoleh suatu pengembalian yang besar. Risiko suatu
aset dapat dianalisis dengan dua cara:
1.Secara berdiri sendiri (stand- alone), di mana aset tersebut dianggap terpisah. 2.Berdasarkan jumlah portofolio, di mana aset tersebut dianggap sebagai salah satu dari sejumlah aset dalam portofolio.
Jadi
aset stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang
investor hanya mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar aset diadakan di portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk
berguna untuk memahami risiko dalam konteks portofolio. Tidak ada investasi
yang harus dilakukan kecuali tingkat pengembalian yang diharapkan cukup tinggi
untuk mengkompensasi para investor untuk risiko yang diperoleh dari investasi.
Misalnya, dapat dipastikan bahwa beberapa investor akan bersedia untuk membeli
saham perusahaan minyak jika pengembalian yang diharapkan lebih besar.
Pada
umumnya, aset berisiko (risky assets) jarang menghasilkan tingkat pengembalian
yang diharapkan para investor, aset berisiko mendapatkan lebih baik atau kurang
dari yang awalnya diharapkan. Memang, jika aset selalu menghasilkan
pengembalian yang diharapkan para investor, maka tidak akan berisiko. Risiko
investasi berkaitan dengan probabilitas yang berproduktif rendah atau
pengembalian yang negatif, sangat besar mempunyai peluang pengembalian yang
rendah atau negatif, yang berisiko investasi.
Hubungan Karakteristik Risk and Return
Semakin
besar probabilitas berarti pengembalian
aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
Risiko yang berhubungan dengan aset individu adalah
kontribusi risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang merupakan
aset market risk (risiko pasar). Karena market risk tidak dapat dihilangkan
melalui diversifikasi, para investor harus dikompensasi untuk menahan risiko
tersebut.
Menurut Paul L. Krugman dan Maurice
Obstfeld bahwa pada kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko
cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin
aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang
hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi suku bunga.
Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Takut
pada risiko (Risk Avoider)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati
terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan
tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan
diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut
dengan safety player.
2. Hati-hati
pada risiko (Risk Indifference)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat
hati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika
keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan
karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu.
3. Suka
pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko.
Mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik
ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi
pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan
juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari
kedekatannya pada risiko.
Tipe-tipe Risiko
·
Pure Risk (Risiko Murni): suatu
ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni
dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:
1. Risiko aset
fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung
meletus, dll.
2. Risiko
Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan yang
bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang
menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
3. Risiko Legal:
risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak berjalan
sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain sehingga
adanya persoalan seperti penggantian kerugian.
·
Speculative Risk (Risiko Spekulatif)
: suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau rugi. Risiko ini
dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:
1. Risiko Pasar:
risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham mengalami
penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit:
risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada
perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
3. Risiko
likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh:
kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat,
menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
4. Risiko
operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak
berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal
termasuk terkena virus.
·
Static Risk (Risiko Statis) :
mungkin sifatnya murni atau spekulatif
asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam
keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian terjadinya sambaran petir.
·
Dynamic Risk (Risiko Dinamis) :
mungkin sifatnya murni atau spekulatif
timbul dari perubahan yang terjadi
dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.
·
Subjective Risk (Risiko Subyektif) :
berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami keragu-raguan dan
kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.
·
Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari yang diharapkan sesuai
dengan pengalaman.
1 komentar:
Selamat siang, Perkenalkan saya Arya sebagai Business Development dari ForexMart. ForexMart adalah nama trading company dari Tradomart Ltd, yang menawarkan berbagai layanan investasi, seperti Forex, Saham, Emas, Bitcoin dll. Saya telah melihat blog/web anda yang menarik, dan saya disini bermaksud untuk mengajak anda untuk menjadi mitra afiliasi ForexMart, Perusahaan Broker terbaik dengan sejumlah Kehormatan dan Pengharagaan. Untuk metode kerja sama nya, yang anda hanya lakukan adalah memperkenalkan kami ForexMart. Ketika anda mendapatkan klien yang mendaftar dan bertransaksi di bawah kode referal anda, Komisi yang kita berikan kepada anda adalah 1 Pips setiap klien melakukan trading maupun dia profit/loss. 1 Pips itu dalam lot standar adalah $ 10. Apalagi kadang satu orang trader/client melakukan beberapa sesi dalam sehari tentu ini akan sangat menarik dengan komisinya. Kami juga mempunyai macam – macam banner yang anda bisa gunakan untuk promosi anda mencari klien. Pendaftaran nya gratis. Untuk pendaftaran anda bisa hubungi saya di email: arya@forexmart.com.
Posting Komentar